PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era tahun 50-an,
Negara-negara di dunia terpolarisasi kedalam dua kutub. Ketika itu terjadi
pertarungan yang kuat antra Timur dan Barat terutama sekali pada era perang
dingin (cold war) antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet.
Pertarungan ini adalah
merupakan upaya untuk memperluas sphere of interest dan sphere of influence.
Dengan sasaran utama perebutan penguasaan atas wilayah-wilayah potensial di
dunia dengan berkedok pada ideology anutan masing-masing.
Sebagian Negara masuk dalam Blok Amerika dan sebagian lagi masuk dalam Blok Uni Sovyet. Aliansi dan pertarungan didalamnya memberikan akibat fisik yang negative bagi beberapa Negara di dunia seperti misalnya Jerman yang sempat terbagi menjadi dua bagian, Vietnam dimasa lalu, serta Semenanjung Korea yang sampai saat sekarang ini masih terbelah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Sebagian Negara masuk dalam Blok Amerika dan sebagian lagi masuk dalam Blok Uni Sovyet. Aliansi dan pertarungan didalamnya memberikan akibat fisik yang negative bagi beberapa Negara di dunia seperti misalnya Jerman yang sempat terbagi menjadi dua bagian, Vietnam dimasa lalu, serta Semenanjung Korea yang sampai saat sekarang ini masih terbelah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan.
Dalam pertarungan ini Negara
dunia ketiga menjadi wilayah persaingan yang amat mempesona buat keduanya.
Sebut saja misalnya Negara-negara di kawasan Asia Timur dan Tenggara seperti
Indonesia, Malaysia, Thailand, Jepang serta Negara-negara di kawasan lain yang
kaya akan energi dunia seperti Uni Emirat Arab, Kuwait dan Qatar.
Dalam kondisi yang seperti
ini, lahir dorongan yang kuat dari para pemimpin dunia ketiga untuk dapat
keluar dari tekanan dua Negara tersebut. Soekarno, Ghandi dan beberapa pemimpin
dari Asia serta Afrika merasakan polarisasi yang terjadi pada masa tersebut
adalah tidak jauh berbeda dengan kolonialisme dalam bentuk yang lain.
Akhirnya pada tahun 1955 bertempat di Bandung, Indonesia, 29 Kepala Negara Asia dan Afrika bertemu membahas masalah dan kepentingan bersama, termasuk didalamnya mengupas secara serius tentang kolonialisme dan pengaruh kekuatan “barat”. Pertemuan ini disebutkan pula sebagai Konferensi Asia Afrika atau sering disebut sebagai Konferensi Bandung. Konferensi inilah yang menjadi tonggak lahirnya Gerakan Non Blok.
Akhirnya pada tahun 1955 bertempat di Bandung, Indonesia, 29 Kepala Negara Asia dan Afrika bertemu membahas masalah dan kepentingan bersama, termasuk didalamnya mengupas secara serius tentang kolonialisme dan pengaruh kekuatan “barat”. Pertemuan ini disebutkan pula sebagai Konferensi Asia Afrika atau sering disebut sebagai Konferensi Bandung. Konferensi inilah yang menjadi tonggak lahirnya Gerakan Non Blok.
B. Tujuan
Dengan didasari semangat Dasa
Sila Bandung, Gerakan Non Blok dibentuk pada tahun 1961 dengan tujuan utama
mempersatukan Negara-negara yang tidak ingin beraliansi dengan Negara-negara
adidaya peserta Perang Dingin yaitu USA dan Uni Sovyet.
C. Rumusan
Masalah
1.
Apa Definisi Perang Dingin?
2.
Bagaimana Perkembangan Dunia Pada Masa Perang Dingin?
3.
Apa saja Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perang Dingin?
4.
Apa Dampak Dari Perang Dingin?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Perang Dingin
Perang dingin adalah sebutan
bagi sebuah periode di mana terjadi konflik, ketegangan, dan kompetisi antara
Amerika Serikat (beserta sekutunya disebut Blok Barat) dan Uni Soviet (beserta
sekutunya disebut Blok Timur) yang terjadi antara tahun 1947—1991. Persaingan
keduanya terjadi di berbagai bidang: koalisi militer; ideologi, psikologi, dan
tilik sandi; militer, industri, dan pengembangan teknologi; pertahanan;
perlombaan nuklir dan persenjataan; dan banyak lagi. Perang dingin bukanlah
sekedar perang biasa di mana kedua belah pihak berperang di medan terbuka.
Perang dingin merupakan perang antara dua negara adikuasa yang saling berebut
pengaruh dalam pergulatan politik internasional. Perebutan pengaruh dimulai
dengan saling mencurigai antarnegara adikuasa itu.
Ditakutkan bahwa perang ini
akan berakhir dengan perang nuklir, yang akhirnya tidak terjadi. Istilah
"Perang Dingin" sendiri diperkenalkan pada tahun 1947 oleh Bernard
Baruch dan Walter Lippman dari Amerika Serikat untuk menggambarkan hubungan yang
terjadi di antara kedua negara adikuasa tersebut. Penguasaan kawasan yang
dilakukan oleh Amerika Serikat dan Uni Soviet ini memunculkan perimbangan
kekuatan dalam berbagai bidang kehidupan. Amerika Serikat memegang kekuatan
dalam hal politik dan ekonomi, sedangkan Uni Soviet dan sekutunya (negara Eropa
Timur dan Cina) muncul dalam kekuatan ideologi, politik, ekonomi dan militer
yang cukup besar pula. Kondisi perimbangan kekuatan (balances of power) pun tak
terelakkan lagi. Perang ideologi demokrasi-kapitalis dan komunisme menjadi
perang dominan di masa tersebut; perang tersebut dikenal dengan istilah perang
dingin. Berbagai metode digunakan, baik dalam bentuk kerja sama ataupun
bantuan. Hal itulah yang dimaksudkan dengan perang dingin.
Setelah AS dan Uni Soviet bersekutu
dan berhasil menghancurkan Jerman Nazi, kedua belah pihak berbeda pendapat
tentang bagaimana cara yang tepat untuk membangun Eropa pascaperang. Selama
beberapa dekade selanjutnya, persaingan di antara keduanya menyebar ke luar
Eropa dan merambah ke seluruh dunia ketika AS membangun "pertahanan"
terhadap komunisme dengan membentuk sejumlah aliansi dengan berbagai negara,
terutama dengan negara di Eropa Barat, Timur Tengah, dan Asia Tenggara.Setelah
Perang Dunia II, antara Amerika Serikat dengan Uni Soviet terjadi perebutan
pengaruh yang melahirkan Perang Dingin (Cold War).
B. Perkembangan
Dunia Pada Masa Perang Dingin
Berakhirnya Perang Dunia II
menyebabkan kekuatan dunia terbagi atas dua blok, yaitu Blok Barat pimpinan
Amerika Serikat dan Blok Timur pimpinan Uni Soviet. Blok Barat dan Blok Timur
tersebut saling bersaing berebut pengaruh dalam berbagai bidang kehidupan
manusia.
Perkembangan
Teknologi Persenjataan
Persaingan yang paling
mencolok dalam masa Perang Dingin adalah dalam bidang militer, khususnya dalam hal
persenjataan. Kedua negara adidaya itu saling berlomba menciptakan berbagai
senjata yang mutakhir dan mematikan, misalnya bom. Bom adalah senjata ledak
yang lazim digunakan dalam perang. Terorisme juga melibatkan penggunaan bom.
Bom umumnya terdiri atas wadah logam yang diisi dengan bahan peledak atau bahan
kimia. Bom melukai dan menewaskan orang serta merusakkan gedung dan bangunan
lain, kapal, pesawat terbang, ataupun sasaran lain.
Salah satu senjata yang
paling menakutkan dan dapat membantu mengakhiri Perang Dunia II adalah bom
atom. Senjata yang disebut bom atom itu dibuat pertama kali oleh Amerika
Serikat pada tanggal 16 Juli 1945 di Alamo Gardo, New Mexico. Bom atom itu
kemudian dipakai untuk menghancurkan kota Hiroshima pada tanggal 8 Agustus 1945
dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat pemboman itu Jepang
menyerah dan berakhirlah Perang Dunia II.
Bom dalam bentuk apa pun
apabila meledak akan menimbulkan kerugian pada manusia dan alam sekitarnya.
Tenaga atom yang ditimbulkan akan menimbulkan radiasi yang apabila diterima
dalam jumlah besar akan sangat fatal akibatnya. Debu radioaktif dan endapan
dari awan yang tertiup angin dan bertebaran di daratan dapat mengakibatkan
kerusakan pada tanaman serta membinasakan hewan dan manusia. Pada jangka
panjang ledakan bom atom akan mengakibatkan kematian serta kanker pada manusia,
sedangkan kerusakan genetis akan terlihat pada generasi-generasi berikutnya.
C.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Perang Dingin
Perang dingin disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah adanya perbedaan paham dan keinginan
untuk berkuasa.
a. Perbedaan
Paham
Paham demokrasi-kapitalis
yang dianut oleh Amerika Serikat berbeda bahkan bertentangan dengan paham
sosialis-komunis Uni Soviet. Paham demokrasi-kapitalis mengagungkan kebebasan
individu yang memungkinkan kapitalisme berkembang dengan subur. Akan tetapi,
Amerika Serikat menyadari bahwa kaum buruh tidak boleh diperlakukan
sewenang-wenang seperti di Eropa beberapa abad silam yang dapat menyuburkan
paham sosialis-komunis. Oleh karena itu, kaum buruh diberi jaminan cukup dan
diberi kesempatan bermodal dalam perusahaan, sehingga pemogokan yang mereka
adakan dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Uni Soviet yang berpaham
sosialis-komunis berkeyakinan bahwa paham itu dapat lebih mempercepat
kesejahteraan buruh maupun rakyatnya, karena negara-negara yang mengendalikan
perusahaan akan memanfaatkan keuntungannya untuk rakyat. Hal itu dibuktikan
dengan Rencana Lima Tahun. Akan tetapi, caranya yang serba tertutup menyebabkan
negara-negara Barat menyebutnya sebagai “negara di balik tirai besi”.
b. Keinginan
Untuk Berkuasa
Amerika Serikat dan Uni
Soviet mempunyai keinginan menjadi penguasa di dunia dengan cara-cara yang
baru. Amerika Serikat sebagai negara kreditor besar membantu negara-negara yang
sedang berkembang. Bantuan itu berupa pinjaman modal untuk pembangunan, dengan
harapan bahwa rakyat yang makmur hidupnya dapat menjadi tempat pemasaran hasil
industrinya dan dapat menjauhkan pengaruh sosialis-komunis. Masyarakat yang
menderita atau miskin, merupakan lahan subur bagi paham sosialis komunis. Di
samping itu, Uni Soviet yang mulai kuat ekonominya membantu perjuangan nasional
berupa senjata atau tenaga ahli. Hal ini dilakukan untuk mempengaruhi negara-negara
tersebut.
Perebutan pengaruh antara
Amerika Serikat dengan Uni Soviet menyangkut bidang yang sangat luas, yaitu
politik, ekonomi, militer, maupun ruang angkasa.
1. Bidang Politik
1. Bidang Politik
Amerika Serikat berusaha
menjadikan negara-negara yang sedang berkembang menjadi negara demokrasi, agar
hak-hak asasi manusia dapat dijamin. Di negara-negara yang sebelumnya kalah
perang seperti Jepang dan Jerman kecuali paham demokrasi, kapitalisme juga
dikembangkan. Negara-negara tersebut dapat sehaluan dengan Amerika Serikat dan
merupakan negara pengaruhnya. Uni Soviet dengan paham sosialis-komunisnya
mendengungkan pembangunan negara dengan Rencana Lima Tahunnya. Caranya tidak
dilakukan dengan liberal, tetapi dictator. Negara-negara yang sehaluan disebut
dengan satelit Uni Soviet, karena apa yang diperintahkannya wajib dilakukan
oleh negara-negara satelit tersebut. Penyimpangan seperti yang dilakukan oleh
Polandia dan Hongaria ditindak keras oleh Uni Soviet (1956).
2. Bidang
Ekonomi
Sebagai negara kreditor
terbesar, Amerika Serikat dapat memberikan pinjaman atau bantuan ekonomi kepada
negara-negara yang sedang berkembang. Negara-negara Barat yang hancur
ekonominya akibat Perang Dunia II dibantu melalui Marshall Plan. Di samping
itu, ada negara yang memperoleh “Grants in Aid” yaitu bantuan ekonomi dengan
kewajiban mengembalikannya berupa dolar atau dengan membeli barang-barang
Amerika Serikat. Untuk negara Asia, Presiden Truman mengeluarkan “The Points
Four Program for the Economic Development in Asia” berupa bantuan teknik dalam
wujud perlengkapan-perlengkapan ekonomis atau bantuan kredit yang berasal dari
sektor swasta di Amerika Serikat yang disalurkan oleh pemerintah kepada
negara-negara yang sedang berkembang.
3. Bidang
Militer
Perebutan pengaruh yang
paling mencolok antara Amerikat Serikat dengan Uni Soviet adalah dalam pakta
pertahanan. Negara-negara Barat membentuk North Atlantic Treaty Organization
(NATO) pada 4 April 1949 sebagai suatu organisasi pertahanan. Pada mulanya
markas NATO berada di Paris, tetapi setelah Perancis keluar dari NATO, maka
NATO didominasi oleh Amerika Serikat. Walaupun Perancis tidak menjadi anggota
Blok Timur, tetapi hubungan Perancis dengan Uni Soviet dan RRC lebih baik
dibandinkan dengna negara-negara Barat lainnya. Di Asia Tenggara dibentuk South
East Asia Treaty Organization (SEATO) tahun 1954, atas dasar South East Asia
Collective Defence Treaty. Anggotanya yang utama justru negara-negara Barat,
sedangkan negara-negara utama di Asia Tenggara seperti Indonesia tidak turut
serta. Pakta pertahanan tersebut ditujukan terhadap komunis Asia Tenggara,
khususnya di Vietnam. Pakta pertahanan SEATO menyatakan bubar pada tahun 1975.
Sementara itu, Uni Soviet dengan negara-negara Blok Timur membentuk Pakta
Warsawa (1975) atas dasar “Pact of Mutual Assistance and Unified Command”. Di
Asia Tenggara, Uni Soviet memberikan bantuan peralatan militer dan teknisi
kepada Vietnam yang akhirnya dapat mendesak Amerika Serikat dari negara
tersebut (1975).
D. Dampak
Perang Dingin
Selama berlangsungnya Perang
Dunia II, Amerika Serikat merupakan salah satu negara sekutu yang memiliki
kekuatan militer cukup besar. Dalam pertempuran melawan Jerman dan Italia,
Amerika Serikat berhasil memukul mundur dan bahkan memaksa kedua negara
tersebut untuk menyerah kepada sekutu. Selain itu, Jepang juga menyerah dan
tuntuk di bawah kekuatan sekutu setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi
bom atom pada 9 Agustus 1945. Sementara itu, Uni Soviet juga memiliki peran
yang sangat besar dalam kemenangan sekutu dalam Perang Dunia II. Berkat Uni
Soviet, negara-negara Eropa Timur berhasil direbut oleh pihak Sekutu dari
tangan Jerman. Negara-negara tersebut, antara lain Bulgaria, Alabnia, Hungaria,
Rumania, Polandia, dan Cekoslowakia. Keenam negara itu mendapat penaruh yang
kuat dari Uni Soviet. Dalam usaha untuk melancarkan ekspansi politis dan
ideologis, pada tahun 1947, Amerika Serikat mengeluarkan Marshall Plan.
Marshall Plan diusulkan oleh seorang komandan militer Amerika Serikat semasa
Perang Dunia II yang bernama George Catlerr Marshall. Marshall Plan ditujukan
khusus ke Eropa agar keputus asaan akibat perang dunia II, dan agar Eropa
segera bangkit untuk dijadikan mitra Amerika Serikat dalam menghadapi kekuatan
komunis dari Uni Soviet. Selain Marshall Plan, posisi politik luar negeri Amerika
Serikat pada awal masa Perang Dingin juga tercermin di dalam Truman Doctrine.
Truman Doctrine adalah sebuah
pernyataan yang dikeluarkan oleh Presiden Harry Truman pada 12 Maret 1947, yang
menyatakan kesediaan Amerika Serikat memberikan bantuan bagi kekuatan
anti-komunisme di Turki dan Yunani dalam menghadapi kekuatan komunisme Uni
Soviet. Salah satu prinsip yang mendasari kebijakan itu adalah bahwa paham
komunisme akan mudah berkembang di kalangan rakyat miskin. Truman Doctrine
dicanangkan berdasarkan pertimbangan Teori Domino, yaitu jika suatu negara
jatuh dalam paham komunime, negara tetangganya akan jatuh juga dalam paham
komunisme. Kemudian Truman Doctrine menjadi standar kebijakan politik luar
negeri Amerika Serika selam perang dingin. Amerika Serikat juga menetapkan
politik Containment, yaitu sebuah strategi politik luar negeri Amerika Serikat
untuk membendung kekuatan ekspansi komunisme Uni Soviet. Kebijakan itu
dikeluarkan oleh George Kennan, seorang diplomat Amerika pada tahun 1947, dan
menjadi sebuah panduan dalam kerangka politik luar negeri Amerika Serikat dalam
kurun waktu 1947-1987.Uni Soviet juga berusaha melancarkan ekspansi politik dan
ideologis di berbagai negara kawasan Eropa Timur dan Asia. Hal itu terlihat
dari bergabungnya negara-negara Eropa Timur dan Uni Soviet. Pada tahun 1948,
sewaktu Berlin (ibu kota Jerman Timur) berada dalam kekuasaan Uni Soviet,
Joseph Stalin memutus hubungan jalan dan jalur kereta api antara Jerman Timur
dan Jerman Barat.
Hal itu berdampak pada
blockade ekonomi Jerman Barat. Meskipun pada akhirnya Uni Soviet mencabut
blokade itu pada bulan Mei 1949, kejadian tersebut memicu konfrontasi antara
Amerika Serikat dan Uni Soviet. Pada krisis ini, Amerika Serikat mengirim
sejumlah dana bantuan melalui udara dengan program yang disebut “Berlin
Airlift”. Selain itu, Amerika Serikat juga menerapkan politik penangkalan /
pencegahan (deterrence) untuk membela Jerman Barat dengan cara menempatkan
senjata penghancur jarak jauh dan serdadu Amerika Serikat di negara sekutunya,
Inggris. Kejadian tersebut memicu dibentuknyaNorth Atlantic Treaty Organization
(NATO) pada 4 April 1949. Tujuan pendirian NATO adalah mendukung stabilitas
politik dan keamanan di daerah Atlantik Utara. Pada awal pendirian NATO
anggotanya terdiri atas Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Perancis, Belanda,
Belgia, Italia, Portugal, Islandia, Norwegiam Luxembrug, dan Denmark. Badan
tersebut didirikan dengan prinsip bahwa ancaman terhadap satu negara anggota
NATO berarti ancaman bagi seluruh anggota NATO.
Blok Timur pun mendirikan
Warsaw Pact atau Pakta Warsawa. Pakta tersebut dibentuk pada tanggal 14 Mei
1955 di kota Warsawa, Polandia. Di bawah kepemimpinan Uni Soviet, Pakta Warsawa
mempunyai anggota negara Jerman Timur, Polandia, Bulgaria, Cekosiowakia,
Hungaria, dan Albania. Tujuan Pakta Warsawa adalah untuk menangkal dampak dari
pembangunan instalasi senjata di Jerman Barat, yang berafiliasi langsung dengan
NATO. Pakta Warsawa didominasi oleh Uni Soviet. Pada tahun 1961, Albania keluar
dari Pakta Warsawa dan memutuskan hubungan diplomatik dengan Uni Soviet karena
adanya perbedaan ideologis.
Kebijakan luar negeri Joseph
Stalin dari Uni Soviet yang melakukan ekspansi pasca Perang Dunia II. Politik
ekspansi menimbulkan ketegangan di Eropa pasca Perang Dunia II. Kebijakan
Stalin tersebut diungkapkan di depan peserta kongres Manifesto Cominform tahun
1947. Politik ekspansi Soviet terus dikembangkan ke seluruh Eropa Timur.
Kecurigaan pun muncul dari kalangan negara sekutu. Apalagi pengganti Roosevelt,
Harry S.Truman menaruh kecurigaan yang besar terhadap Stalin. Kecurigaan
tersebut membuat Truman tidak memberikan sama sekali infromasi tentang bom
nuklir yang sedang dikembangkannya. Inilah kelebihan Sekutu dibandingkan dengan
Soviet.
Eksistensi NATO di Eropa
Barat dan Pakta Warsawa di Eropa Timur, yang masing-masing mewakitli dua
ideologi yang saling bertentangan ini, menimbulkan terminologi baru di dalam
dunia hubungan internasional, yaitu terminologi Timur-Barat. Negara “timur”
dianalogikan sebagai negara komunis, sedangkan negara “barat” dianalogikan
sebagai negara demokrasi-kapitalis. Tahun 1946, Winston Churcill, mantan
Perdana Menteri Inggris memberikan pernyataannya menyangkut sikap ekspansif Uni
Soviet dalam menguasai kawasan Eropa Timur. Dalam ceramahnya di Fulton,
Missouri pada bulan Maret 1946, mengatakan bahwa politik tirai besi dapat
diterapkan untuk memisahkan hubungan antara Eropa Barat dan Eropa Timur.
Pernyataan itu mendorong dikeluarkannya kebijakan isolasi yang melarang adanya
arus lalu lintas dan komunikasi antara dua kawasan itu.
Kejadian-kejadian di Eropa
yang telah dijelaskan di atas bukanlah satu-satunya pemicu munculnya Perang
Dingin. Kejadian di Asia, seperti kemengan Mao Zedong tahun 1949 dalam perang
saudara yang melanda Cina, juga menjadi salah satu pemicu munculnya konstelasi
tersebut, Implikasi dari menguatnya Mao Zedong di Cina adalah menguatnya
ideologi komunime di kawasan Asia, khususnya di cina. Secara otomatis, Uni
Soviet langsung mendapatkan sekutu yang berkiblat pada ideologi dan politik yang
sama.
Kejadian di Asia lainnya yang
juga memicu Perang Dingin adalah diserangnya Korea Selatan oleh Korea Utara
pada 1945. Hal ini merepresentasikan penyerangan ideologi komunisme secara
frontal atas ideologi demokrasi-kapitalis. Peristiwa itu membuat Korea terbagi
menjadi dua wilayah, yaitu Korea Utara dan Korea Selatan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semenjak Uni Sovyet runtuh
dan pecah terbagi menjadi beberapa Negara, Gerakan Non Blok terasa kurang
relevansinya. Kejatuhan Uni Soviet tersebut kemudian diikuti dengan krisis
politik yang melanda Negara-negara sekutunya di belahan Eropa Timur. Yugoslavia
terpecah menjadi beberapa Negara, Jerman Barat bergabung dengan Jerman timur
dan Negara-negara Eropa Timur lainnya melakukan reformasi politik dan ekonomi
mengikuti fenomena sejarah yang terjadi saat itu.
Organisasi pertahanan Pakta
Parsawa dibubarkan, bahkan beberapa Negara yang dulu bergabung didalamnya
kemudian bergabung menjadi anggota NATO yang dulu merupakan pesaing beratnya.
Fenomena ini menandai berakhirnya era perang dingin antara Blok Barat yang
dikomandani AS dan Blok Timur di bawah pimpinan Uni Sovyet. Situasi politik
internasional berubah drastis dengan menampilkan AS sebagai satu-satunyasuper
power dunia.
Motivasi utama pendirian
Gerakan Non Blok pada tahun 1961 adalah untuk menghindarkan perang serta
memperkokoh perdamaian. Persaingan kekutan militer yang sangat tajam antara AS
dan Uni Soviet menimbulkan kekhawatiran berbagai Negara bahwa kemungkinan akan
pecah perang terbuka antara kedua pihak.
B. Kritik dan Saran
Demi kesumpurnaan penulisan
makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun kearah kebaikan, atas kritikan dan saran dari para pembaca saya
ucapkan terima kasih, dan semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan khususnya bagi penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/32090680/Kelas12ipa-Sej-Sh...
www.scribd.com/doc/..../Tugas-1-Dunia-Pada-Masa-Perang-Dingin
www.scribd.com/doc/..../D-Perkembangan-Politik-Dunia-Masa-Peran...
www.butikjilbabpermata.com/..../perkembangan-dunia-pada-masa-pe...
http://maqalah.blogspot.co.id/2012/11/makalah-perang-dingin.....
http://emdzulfiqar.blogspot.co.id/2016/03/makalah-sejarah-perang-dingin-cold-war.html
Tidak ada komentar:
Komentar baru tidak diizinkan.